BERMIMPILAH !

DAN PADA BAYANG-BAYANG YANG JATUH DI SELASAR SAAT HUJAN..
PADA DIRIKULAH, AKU TERBANG..
MENGEMBANGKAN SAYAP PEMBERIAN..
MENDAKI KEDALAMAN, BERTARUNG DENGAN MALAPETAKA..
AKULAH, SEORANG BIASA..
DENGAN MIMPI-MIMPI DI LUAR BATAS KEPALA..

5 Agu 2011

GURINDAM DAN BENANG MERAH RELIGI

Gurindam memiliki kaitan yang mengikat dengan kehidupan kita. Di dalam pasal satu dan dua, gurindam yang diciptakan oleh Raja Ali Haji ini membicarakan tentang ketuhanan dan apa-apa yang seharusnya dikerjakan manusia, namun banyak dilalaikan oleh mereka, terutama manusia zaman sekarang. Banyak hamba-hamba Allah yang mengaku islam tetapi seringkali melanggar ketetapan-ketetapan yang telah diukir Allah untuk mereka. Untuk kebaikan serta kebahagiaan mereka. Manusia-manusia inilah yang membutuhkan petuah berharga dari gurindam, nasihat manis dari hamba yang satu untuk yang lainnya, pelajaran berharga yang sudah kita ketahui bersama namun lebih banyak kita abaikan daripada kita amalkan. Gurindam dan religi, membawa oase bagi hati kita yang banyak berubah menjadi gurun. Dingin menyejukkan di antara panas yang mendidihkan dan membakar.

GURINDAM 12 RAJA ALI HAJI

PASAL 1

Barang siapa tiada memegang agama
Segala-gala tiada boleh dibilang nama

Barang siapa mengenal yang empat
Maka yaitulah orang yang ma’rifat

Barang siapa mengenal Allah
Suruh dan tegaknya ia tiada menyalah

Barang siap a mengenal diri
Maka telah mengenal Tuhan yang bahri

Barang siapa mengenal dunia
Tahulah ia barang yang terperdaya

Barang siapa mengenal akhirat
Tahulah ia dunia mudharat

PASAL 2

Barang siapa mengenal yang tersebut
Tahulah ia makna takut

Barang siapa meninggalkan sembahyang
Seperti rumah tiada bertiang

Barang siapa meninggalkan puasa
Tidaklah mendapat dua termasa

Barang siapa yang meninggalkan zakat
Tidaklah hartanya boleh berkat

Barang siapa meninggalkan haji
Tidaklah ia menyempurnakan janji

MAKNA GURINDAM
PASAL 1

Manusia-manusia yang sanggup memegang teguh agamanya, yang selalu berjalan di jalan yang telah ditetapkan Tuhannya, pasti mendapatkan apa yang telah ia tanam di hari sebelumnya. Kebahagiaan akhirat dan dunia pun akan diraih dengan kemudahan yang diberikan Tuhan melalui banyak jalan.

Jika kehidupan kita telah berjalan sesuai syariat dan hukum yang berlaku, maka tidaklah mungkin kita menjadi manusia yang sesat. Pada tingkatan-tingkatan tertentu kita telah melaluinya dengan baik, menjadi manusia yang seutuhnya baik, pasti Allah memberi hadiah yang setimpal, menjadi manusia yang ma’rifat. Manusia yang mampu berpikir dengan akal sehat, bukan nafsu yang dinomorsatukan.

Siapapun yang beragama Allah, seluruh perbuatannya tiada melanggar laranagn-Nya, dan mengenal Allah dengan baik melalui seluruh kebaikan yang tersebar di jagad raya, ia akan senantiasa bersyukur atas nikmat yang telah Allah titipkan kepadanya. Saat bahagia dan musibah menerpa, tidak akan membuatnya lalai. Tidak akan membuatnya menyalahkan Allah karena egonya yang menjulang tinggi. Syukurlah yang selalu ia panjatkan.

Seseorang yang menyadari bahwa dirinya hanyalah terbuat dari tanah dan air mani setetes, ia akan tahu bahwa sesungguhnya ia bukanlah apa-apa dan bukanlah siapa-siapa. Hal ini juga telah membuka matanya, bahwasanya hanyalah Allah Yang Maha Segalanya ,di atas segalanya.

Orang yang mengetahui bagaimana dunia ini sebenarnya, dunia yang terkutuk dan segala isinya yang terkutuk kecuali Dzikrullah, orang alim, dan penuntut ilmu (disebutkan pada hadits riwayat Tarmidzi), tidak akan dengan mudah mengikuti kesesatan yang ada. Ia akan berpikir jauh tentang kehidupan yang kekal, bukan dunia yang sementara.

Orang yang mengetahui bahwa kehidupan yang sesungguhnya adalah di akhirat tidak akan menyia-nyiakan hidupnya untuk bersenang-senang di dunia. Kepentingan akhirat berada di atas kepentingan dunia yang merupakan fatamorgana nyata, namun dia akan tetap memberikan keseimbangan yang diperlukan untuk kehidupannya.

PASAL 2
Orang yang dekat dengn Tuhan tahu arti takut yang sesungguhnya. Takut akan Allah adalah bentuk keimanan pada diri menusia. Jadi, ketakutan pada yang lainnya harus segera dimusnahkan dalam diri kita. Ketakutan semacam itu akan menghalangi hubungan kita dengan Allah SWT, karena takut pada-Nya adalah pengikat kita untuk selalu berada pada jalan-Nya yang tak pernah melukai.

Jika seseorang tidak mengerjakan shalat dalam hidupnya, maka ia akan menjadi pribadi yang kosong, imannya rapuh, dan mudah menggadaikan agamanya hanya untuk kepentingan dunia yang sesaat. Karena shalat merupakan amalan utama yang sangat istimewa, bentuk cinta kasih Allah kepada hamba-Nya.

Orang yang tidak melaksanakan puasa, ia tidak akan pernah mendapat kenikmatan dan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat, dua waktu yang akan dijalani selama menempuh perjalanan sebagai manusia yang beragama. Puasa akan memberikan kita pengaruh positif, seperti bagaimana rasanya menjadi saudara-saudara yang tidak dapat merasakan makanan setiap hari, melapangkan hati saat Tuhan belum memberikan rizki. Dengan berpuasa, kita akan banyak bersyukur

Orang yang tidak melaksanakan kewajiban zakatnya, maka harta yagn diberikan Tuhan kepadanya hanya membawa kerugian, harta tersebut tidak akan pernah membuat kehidupannya bermanfaat dan tidak pula memberikan keberkahan bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Zakat adalah cara untuk membersihkan harta kita dari hal-hal buruk, harta yang bersih adalah harta yang pantas kita nikmati setelah berzakat.

Orang yang mengaku berislam tetapi melalaikan kewajibannya berhaji padahal ia mampu melaksanakannya, sama saja dengan mengingkari sumpahnya kepada Tuhan saat bersyahadat, saat ia menyerahkan dirinya kepada agama Allah.



KELOMPOK 1 :
AHMAD PUNGKI ALFIANTO (01)
RATIKA FRATIWI (14)
ROSANDRA DWI SETYONINGRUM (16)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar