Aku cemburu
Cemburu ku pada angin.
Yang selalu mendengar langkah dimana kau menaruh harap kecil
Membelaimu , dan luka yang tak mampu ku hapus bersih
Setia melambaikan cinta di malam mendung
Sedih ku mengingkari deru air.
Membasuh duka di selepas mentari yang akan padam
Berebut bernyanyi demi senyum yang terasah indah di bibirmu
Terlihat menghirup jutaan keping oksigen di tanah bulan
Meringis sakit ku menatap butir lembut airmata
Turun deras seakan tak ada kata berhenti
Membangkitkan cinta yang hampir ditundukkan waktu
Habis sudah dayaku, otak tak berpendar bening
Memaksa cinta dalam hati diam
Sampai kapan?
Tak pernah tahu
Ah . .
Mengapa makhluk Tuhan itu aku
Yang menangis darah di dunia milik-Nya
Bertebaran daun kering disekitar air merah yang ku tumpahkan sendiri
Seperti bahagia tak pernah tertulis di daftar tunggu jalanku
Bagai laut pasang yang berhenti berderak di suatu saat semu
Biru lidahku
Terima saja apa yang diinginkan
Siapa?
Tak tahu siapa.
Menyedihkan memang
Tapi itulah fakta yang berdiri di depan sana
Kokoh menjulang merangsek masuk
Sebentar lagi padam sudah
Atau akan semakin benderang dan menantang mentari?
Tak tahu lagilah aku
Tak tahu apa-apalah aku
Benar-benar tak tahu
Sudah melekat erat dengan lem perekat kehidupan
Tak akan lepas kata tak tahuku
Sampai aku tak tahu
Semakin tak tahu
ROSANDRA,
yang berhenti untuk bangkit kembali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar