BERMIMPILAH !

DAN PADA BAYANG-BAYANG YANG JATUH DI SELASAR SAAT HUJAN..
PADA DIRIKULAH, AKU TERBANG..
MENGEMBANGKAN SAYAP PEMBERIAN..
MENDAKI KEDALAMAN, BERTARUNG DENGAN MALAPETAKA..
AKULAH, SEORANG BIASA..
DENGAN MIMPI-MIMPI DI LUAR BATAS KEPALA..

27 Jul 2011

ENGKAU, GURUKU

Kami yang menghisap derasnya ilmu
Darimu, Sang Penjaja yang terlihat tak ada mati
Ingin sekali berteriak lantang di tepian kehidupan
Tentang cerita mengharu biru, sendu, bahkan bertabur abu-abu
Tentang kaki-kaki kecil melangkah tanpa ragu
Berharap apa yang dia punya,
Memohon apa yang masih tersisa,
Menyerang dan menjangkiti anak-anak asuhnya.
Melambungkan mereka ke atas bagian teratas
Menatap dengan mata berisi air jernih
Jika anak-anak itu tetap disana meraih sesuatu
Apa yang mereka mau

Kami menggilas memori diri
Mengangkatnya untuk dilukis dalam bentangan langit.
Saat kami melompat pagar keterbatasan
Engkau, Sang Penggebu dalam lingkaran asa yang usang
Menyisihkan tenaga terakhir untuk anakmu ini
Menggiring ribuan semangat yang seakan berkejar-kejaran
Hanya untuk kami
Anak bawang penghasil lompatan tertinggi
Saat kami tertidur dalam kendali mimpi
Engkau, Sang Pembaca garis-garis simetri
Menampar kesadaran kami yang menunjuk angka minus
Mengobrak-abrik jiwa tertimbun ribuan arus
Arus individualis, arus materialistis, dan arus yang penuh arus
Hanya demi kami
Bocah kurang ajar peretas mimpi

Kami yang terdidik dibawah kuasamu
Guruku, Sang Seniman pengolah bibit kecil
Merasa sesak akan tiitk-titik dosa
Angkara yang kami semburkan tepat di wajahmu yang kuyu
Layu akan getar dosa yang tertawa di akhir cerita
Melebur bersama rasa bersalah
Betapa kami terlalu angkuh menatapmu
Betapa kami merasa “tahu” adalah nama tengah kami
Dan betapa engkau menghadangnya cukup dengan satu senyum

GURU …
Indah nian kata yang dibangun dalam 4 kerangka huruf itu
Menisbatkan empunya sebagai pengisi warna cerah dunia
Tak lekang masa
Tak mampu diberangus dekade
Engkau masih saja ada.
Meski ceritamu sebagai manusia biasa sering memotong hati kecil-kecil
Senyummu hanya senyum paduan tersiksa dan keikhlasan
Bahkan langkahmu banyak terlihat keras semacam kayu
Namun pengorbananmu yang tanpa sesal
Senyum-senyum menenangkan di ujung lorong sekolah
Atau air mata pengibar janji abdimu
Menorehkan bahagia bagi kami
Memompa adrenalin kami untuk memenangkan kehidupan
Memberikan kami keberanian untuk menyusun mimpi-mimpi
Terima kasih …


ROSANDRA,
Yang menghargaimu selama bisa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar