Cantik?

Apa mungkin dunia trlalu didikte ?
Karena CANTIK gambaran dari rambut indah dengan wajah rapi terbentuk tepat pada bagiannya, adalah menarik jika ia melangkah dan lelaki terseret pesona sampai pada ujung kewarasan.
Maka, untuk cantik pada pemikiran. Otak digunakan. Senyum jika diperlukan. Dan loyalitas pada apa yang membutuhkan, adalah sampah untuk dijatuhkan dpinggiran.
Aku memilih di pinggiran.
Aku tidak menunjuk, tidak pula merujuk. Bahwa laki-laki memberi angka pada kecantikan paras, pada apa yg tercetak jelas ..
Mungkin karena dikte, karena prasangka, karena mata..
Untuk yang diciptakan tidak indah, yg bersandar pada sudut-sudut terlupakan, ingatlah! masih ada ..
Yang akan ulurkan tangan, karena hatimu trlalu manis untuk dilewatkan, matamu yang terjaga terlalu menarik untuk tak dimiliki.
Airmata sering singgah, dalam mata kita, saat kita diusir dari perlombaan 'takdir-takdir'..
Adalah perih, merujuk drama laki-laki memuja wanita cantik, kita dibunuh peradaban menunggu giliran ..
Adalah luka, kita disejajarkan pada lama-lama yang tak berharga, mengingat rupa kita yang tak sempurna. Sedang saudara, dijunjung diberi permata. Hanya karena muka, seakan terbubuhi bunga .

Saya memang tidak cantik, jika cantik diibaratkan wanita busana setengah senti, tampak bedak bergumul dengan gincu, berlenggok di atas mata kaki, hanya karena kuasa Sang Pemberi.
Maka aku memilih,
mensyukuri, apa yg disantuni pemilik remah-remah jemari, tersingkir hampir mti, tak ada yang tahu bahwa sebenarnya aku juga ingin mendikte dunia.
Merubah otak laki-laki.
Cantik adalah menjadi diri sendiri, menguatkan laki-laki, memberinya seribu kebahagiaan bahkan saat kaki sudah tak ingin brjalan lagi.
Cantik, akhirnya aku tahu bhwa sesungguhnya ,jika dilihat dari sisi berbeda, aku juga tetap cantik.
Laki-laki, yg mampu melihatnya, kalian luar biasa.